Selasa, 04 Oktober 2011

Pada saat ini, menulis artikel di media cetak (dan elektronik) sudah menjadi kegiatan yang terhormat dikalangan intelektual. Identitas dan otoritas seorang intelektual akan terangkat jika ia dikenal sebagai seorang penulis artikel. Dengan menulis artikel dimedia cetak, seseorang akan dikukuhkan sebagai warga intelektual.
Namun demikian, bukan berati “kaum non intelektual” tidak memiliki kesempatan yang sama untuk menulis artikel di media massa. Belakangan ini, sudah banyak para praktisi, profesional di bidang tertentu dan penulis lepas (freelance) yang melakukan hal sama. Ini tentu fenomena yang menggembirakan, meskipun secara kuantitas juKmlah mereka tidak begitu banyak.
Jika anda sering kekurangan ide ketika menulis artikel di suatu blog maka anda dapat mencari contoh artikel Koran bekas atau Koran setahun yang lalu.
Gunakanlah Koran baru atau bekas, kemudian cari beberapa artikel yang bersifat umum dan paling anda minati. Contohnya, jika anda menyukai artikel tentang olahraga dan blog anda juga memiliki topic olahraga maka bacalah artikel tersebut 2 atau 3 kali agar anda memahami isinya. Lalu anda tutup artikel tersebut dan kemudian ceritakan kembali artikel tersebut dengan menggunakan kata kata anda sendiri tanpa melihat contoh artikel tadi. Hasilnya adalah blog anda akan menjadi menarik dan unik. Tetapi jangan lupa untuk tetap mencantumkan referensi Koran tersebut.
Angan hidupku melayang
Disaat aku mengingatmu
Banyak kata yang tak sempat kuucap
Berlalu cepat kau tinggalkan aku
Tinggalkan semua cerita
Yang layak kukenang
Wahai sahabat .....
Kurindu canda tawamu

Namun .........
Semua itu hanyalah sejuta mimpi
Kerapuhan hatiku, terjamah sudah
Saat kau kembali kepadaNya
Bersama dua cahaya yang menyertaimu
Tuk slamanya hingga akhir hayatku
Kau ada di hatiku ......Sahabat.
aq ibarat sebatang kayu
kayupun akan jadi ranting bila tak memiliki
daun dn AKAR
maka.. sahabatlah yg menjadi daun dn akar q
untuk q berteduh. dn menopang smua yg ada pda diri q

jdilah sahabat yg bisa di bawa menangis
*saat sdih dia pun sdih*
jgn menjadi sahabat yg bisa di bawa tertawa
*saAt jaya dia ada. saAt sedih diapun menghilang*

Pendidikan karakter

Artikel Pendidikan Karakter - Pentingnya pendidikan berkarakter untuk pembangunan bangsa agar lebih maju dan segera bangkit dari keterpurukan. Program pendidikan karakter dapat dinilai sebagai suatu upaya yang sangat strategis dan tujuan kedepannya untuk membuka pintu bagi bangsa ini agar bisa lebih maju dan tidak ketinggalan dari bangsa lain.

Bagaimana jadinya jika bangsa ini tidak mengedepankan pendidikan dan pembangunan karakter bangsa, juga tidak ada daya juang yang kuat yang di dorong dari dalam diri tiap anak bangsa yang mempersatukan pemerintah dan rakyat.

Karena pentingnya pendidikan berkarakter maka kita harus mengetuk pintu semua elemen yang ada pada bangsa ini agar memiliki berkomitmen menjalankan Pendidikan berkarakter sebagai bagian yang teramat penting yang adapat menjadi jati diri bangsa. Karakter yang selama ini mementingkan diri sendiri, mementingkan kelompok atau golongan sendiri harus segera ditinggalkan. Kalau tidak negara Indonesia berada di ujung tanduk.

Seperti yang sudah di bahas sebelumnya dalam topik Artikel Pendidikan sebelumnya mengenai artikel  Pendidikan Karakter . Adalah sebuah Yayasan Jati Diri Bangsa yang  memiliki komitmen ingin membangun karakter bangsa akan turut ambil bagian  memberi arah pendidikan yang memiliki karakter yang saat ini kembali digaungkan oleh pemerintah Indonesia

Tempat yang paling tepat untuk mendidik putra-putri  Indonesia memiliki kepribadian yang berkarakter adalah di sekolah.  Sekolah merupakan tempat yang sangat strategis untuk memulai pendidikan karakter.